Rabu, 21 Oktober 2009

membuat animasi :
Menikmati animasi adalah menikmati gambar bergerak, bercerita dan bersuara, melalui media televisi maupun layar lebar, film animasi mampu mengaduk perasaan kita menjadi sedih, menagis, tertawa, gembira bahkan bernafsu, dan lain sebagainya. Nah untuk mengerti sedikit demi sedikit mangenai apa & bagaimana animasi, kita akan mengupas satu persatu mulai dari system.
Standart system yang digunakan di Indonesia dan di banyak negara-negara Asia adalah PAL, selain system Pal, ada juga system NTSC (dipergunakan di Jepang & USA) & Secam (di negara-negara Eropa). System yang dimaksud adalah perbedaan jumlah frame per second dan jumlah kerapatan warna. Kita tidak akan membahas hal ini terlalu dalam, tetapi lebih pada pengetahuan anda; bahwa standart Pal biasa dikatakan pal D1 atau pal DV (digital video) dengan ukuran 720 x 576 pixels dan 25 frame persecond/detiknya, sementara perhitungan frame per second untuk NTSC 29,97 atau dibulatkan menjadi 30 frame persecond.
Hal ini menjadi penting karena bila anda membuat animasi, apapun medianya, anda akan berurusan dengan hitungan frame per detiknya.
Frame dalam animasi 2D dan 3D :
standard animasi manual menggunakan 24 gambar/frame per detiknya. Artinya dalam 1 detik untuk menghasilkan gambar sekelas layar lebar karya-karya Disney dibutuhkan 24 lembar gambar sehingga menghasilkan gambar dengan gerakan yang sangat halus.
Untuk perbandingan, rata-rata film animasi kartun serial di Televisi menggunakan 12 frame per detik, sementara serial kartun Jepang/ anime seperti Doraemon hanya memakai dibawah 8 frame persecond-nya. Artinya hitungan frame perdetiknya tetap sama, hanya saja jumlah gambarnya yang dikurangi, jadi 1 lembar/frame di take/shoot sebanyak 2 sampai 3kali per 1 detiknya tetap 25frame.
Sementara itu, beberapa film serial animasi seperti Flinstone, menggunakan gambar base wajah & badan tetap/ diam hanya diganti animasi untuk sekitar muka; seperti mata berkedip dan mulut bergerak sesuai suara/ lypsync. Untuk hitungan frame dalam 3D animasi hanya perkembangan dari softwarenya saja, hitungan frame per second-nya menggunakan standard system yang dipakai.
2D atau 2 dimensi adalah gambar pada umumnya biasa menggunakan axis sumbu x & y, sedangkan 3D atau 3 dimensi menggunakan 3 sumbu axis, X, Y dan Z untuk sumbu kedalaman. Benda yang dihasilkan 3D bisa diputar sesuai dengan ke 3 sumbunya.


software yang digunakan :
Banyak sekali program yang beredar di pasaran saat ini, selain program yang integrated atau sudah di desain dalam 1 paket seperti toon boom, animaster, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya untuk 2D (yang juga digunakan sebagai basic untuk 3D) adalah program/tool yang dipakai untuk menggambar, atau memindahkan gambar menjadi satuan terkecil yang bisa dibaca oleh program dalam komputeranda.

Salah satu yang paling popular, mudah didapatkan & cukup ‘sakti’ adalah keluaran dari Adobe Photoshop

sebetulnya software ini diciptakan khusus untuk memperbaiki dan mengolah foto yang dirubah menjadi digital. Namun pada perkembangannya Photoshop malah menjadi salah satu software andalan yang digunakan juga untuk software 3D (contoh software 3D yang paling banyak digunakan saat ini antara lain 3D Studio Max, Lightwave & Maya) karena menggabungkan kemampuan menggambar manual anda ke dalam digital.
Selain program Photoshop, ada lagi program Adobe After Effects; yang dari namanya saja sudah dapat kita tebak, program ini untuk menbuat berbagai efek yang diperlukan untuk lebih menghidupkan animasi yang anda buat.
Sementara program Adobe Premiere adalah alat utuk mengedit hasil scene anda ( akan dijelaskan lebih lanjut mengenai scene ini).


Proses membuat animasi :

Membuat animasi, dibagi menjadi 3 proses: Pra Produksi, Produksi & Pasca Produksi
Seperti membuat sesuatu yang berhubungan dengan kreatifitas, diperlukan ide dan konsep sampai dengan eksekusinya.

  • Pra Produksi meliputi konsep animasinya sendiri, cerita, script, character-character yang dikreasikan ( dari yang protagonis sampai yang antagonis/ para musuhnya), desain background, style, dialog bahkan sampai dengan stroryboard (semacam komik yang dijadikan panduan pembuatan film).

  • Sementara produksi dimulai dari meng-’animate’ para karakternya, megkoposisikan dengan background dan effect sampai editing. Setelah editing dirasa cukup sesuai dengan storyboard, barulah menyatukan musik dan dialognya,
proses Pasca Produksi adalah menjadikan semua yang sudah kita buat dan mentransfernya ke dalam system yang dipakai standart oleh stasiun TV yang akan menayangkan film yang kita buat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar